Senin, 08 Oktober 2012

Beriman dan Berilmu. Mana dulu?

Bismillahirrahmanirrahim….

“…..Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar :9)

Pentingnya ilmu

Kita semua pasti setuju bahwa sebuah bangunan yang tinggi megah pastilah memiliki pondasi yang sangat kuat, dan pastinya dibuat pula oleh orang yang ahli dalam bidangnya. Sama halnya dengan kehidupan manusia secara keseluruhan, manusia haruslah memiliki pondasi iman yang kuat serta ilmu yang benar-benar “benar” demi mewujudkan ‘amalan-amalan yang diterima’.

Ilmu merupakan syarat keabsahan perkataan dan perbuatan. Shahihnya amal karena shahihnya ilmu. Disamping, itu ilmu merupakan tempat tegaknya dalil. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan Rasullullah dan bisa juga ilmu yang bukan dari Rasullullah, yaitu ilmu-ilmu yang diluar masalah diniyah (agama), misalnya ilmu kedokteran, perdagangan dll.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pula mengatakan: “Risalah Nabi meliputi dua hal yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, sebagaimana terdapat dalam firman Allah:

“Dialah Allah yang telah mengutus rasul-Nya (dengan membawa) al Huda / petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS.at Taubah:33)

Al Huda pada ayat di atas ialah: ilmu yang bermanfaat sedangkan Dienul Haq ialah amal shalih yang terdiri dari ikhlas karena Allah dan mutaba’ah (ittiba’) kepada Rasulullah . Dengan ilmu inilah bakal tegak dienullah baik secara perkataan, perbuatan maupun keyakinan.

Mengapa harus berilmu dan beriman?

“…..niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.al Mujaadilah:11)

“...Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.”(QS.al Anfaal:4)

Bagaimana bila tidak berilmu?

“Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.”(QS. ar Ruum : 29)

“ Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar."(QS.al Qashash:80)

Cerita saat qobla dzuhur di mushalah sekolah

Pada waktu dahulu kala, ada seorang budak yang tinggal bersama tuannya yang merupakan seorang dokter(tabib). Pada suatu hari sang budak pulang dari sebuah majelis ilmu dengan membawa sebuah ilmu/ayat yang terus menerus membekas hati dan pikirannya. Ayat itu adalah :

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. al an’aam: 160 )

Budak tersebut pulang dan langsung memasuki dapur untuk mempersiapkan makan malam, namun sang tabib datang dan menyuruh sang budak untuk membeli dua potong roti dari sisa uang terakhir yang diberikan sang tabib.

Sang budak pergi membeli pesanan tuannya tersebut, namun ketika hendak pulang ditengah jalan ia menemui sorang fakir miskin yang meminta makanan padanya, sang budak pun teringat akan surah Al-An’aam ;160, bahwa Allah akan membalas 10 kali lipat amalnya. Sang budak tanpa ragu-ragu memberikan kedua potong roti tersebut. Sesampainya dirumah sang tabib terheran, mengapa sang budak tak membawakan roti pesanannya, sang tabib bertanya mengapa demikian, kemudinan sang budak pun menjelaskan. Sontak sang tabibpun marah dan berkata “ kamu memang beriman, namun kamu TIDAK BERILMU”. Sang tabib pun pergi dengan kecewa karena tak ada yg dapat dimakan malam itu

Tak lama setelah itu, terdengar suara orang mengetuk pintu, ternyata orang tersebut adalah seorang tetangga yang mengantarkan 20 potong roti untuk sang tabib. Setelah orang tersebut pulang, sang tabibpun tersadar dan berkata pada sang budak “ maafkan aku, aku memang berilmu tapi aku TAK BERIMAN”.

Subhanallah…. Betapa Allah Sang Maha Menepati janji. Kisah diatas menunjukkan betapa pentingnya kedua hal tersebut untuk selalu disandingkan bersama.

. “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)”. (QS. al Baqarah : 169)

…katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."(QS. Thaahaa : 114)

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang beriman yang dianugrahkan ilmu oleh Allah.
Jazakumullahu khairan
Wassalamualaikum

@baiti jannati
Humairaa Ummu Zahra

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Asswrwb,
Jadi... mana yg harus didahulukan? Beriman atau berilmu?

Salam

 

Blog Template by YummyLolly.com - Header made with PS brushes by gvalkyrie.deviantart.com
Sponsored by Free Web Space